Lalat hinggap di makanan dan risiko kesehatan akibat kontaminasi

Bayangkan kamu sedang menikmati santapan lezat, lalu seekor lalat datang hinggap di pinggir piring. Sekilas mungkin terlihat sepele, tapi tahukah kamu kalau kehadiran lalat bisa membawa lebih dari sekadar rasa jijik? Lalat rumah (Musca domestica) dikenal sebagai salah satu serangga pembawa penyakit paling umum di dunia. Mereka sering hinggap di sampah, kotoran, dan sisa makanan, tempat yang menjadi surga bagi ribuan mikroorganisme berbahaya.

Mengapa Lalat Berbahaya?

Menurut Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes, 2023), lalat bisa membawa lebih dari 100 jenis patogen seperti bakteri, virus, dan parasit. Patogen tersebut dapat menyebabkan penyakit seperti diare, disentri, kolera, tifoid, dan keracunan makanan. Ketika lalat hinggap pada makanan, mereka dapat memindahkan mikroba melalui kakinya, air liur, dan kotorannya.

Sebuah laporan WHO (2022) menegaskan bahwa kontaminasi makanan oleh serangga seperti lalat merupakan salah satu penyebab utama penyakit bawaan makanan (foodborne diseases), yang memengaruhi sekitar 600 juta orang setiap tahun di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, Kemenkes mencatat bahwa kasus diare akibat kontaminasi makanan masih menjadi salah satu penyakit dengan angka kejadian tertinggi, terutama di musim panas dan musim hujan.

Bagaimana Proses Penularannya?

Lalat tidak menggigit manusia, namun mereka menyebarkan kuman melalui cara yang tidak terlihat. Saat lalat hinggap di makanan, mereka meninggalkan jejak mikroba yang menempel dari tempat kotor sebelumnya. Proses ini disebut mechanical transmission. Mikroorganisme tersebut dapat bertahan di makanan dan masuk ke dalam tubuh manusia saat dikonsumsi.

Beberapa patogen umum yang dibawa lalat antara lain:

  • Escherichia coli (penyebab diare dan infeksi usus)

  • Salmonella spp. (penyebab tifoid dan keracunan makanan)

  • Shigella dysenteriae (penyebab disentri)

  • Virus Hepatitis A

Cara Mencegah Kontaminasi dari Lalat

Agar makanan tetap aman dan terhindar dari kontaminasi lalat, beberapa langkah sederhana bisa dilakukan:

  • Tutup makanan dengan rapat – Gunakan penutup makanan atau wadah tertutup.

  • Jaga kebersihan dapur dan meja makan – Bersihkan sisa makanan segera setelah digunakan.

  • Buang sampah setiap hari – Lalat berkembang biak di tempat sampah yang lembap dan terbuka.

  • Gunakan perangkap lalat alami atau lampu UV – Sebagai pengendalian tanpa bahan kimia.

  • Pastikan ventilasi rumah baik – Lalat tidak menyukai aliran udara yang kuat.

Selain itu, penting juga untuk rutin memeriksa kesehatan tubuh. Jika kamu mengalami gejala seperti sakit perut, mual, atau diare setelah mengonsumsi makanan yang terbuka, segera periksa ke fasilitas kesehatan. Pemeriksaan laboratorium seperti tes feses atau pemeriksaan bakteriologis dapat membantu mendeteksi penyebab pasti infeksi.

Kesimpulan

Lalat memang kecil, tapi dampaknya terhadap kesehatan tidak bisa diremehkan. Dengan menjaga kebersihan lingkungan dan makanan, kamu bisa mencegah risiko penyakit yang disebabkan oleh serangga ini. Ingat, langkah sederhana seperti menutup makanan bisa menjadi benteng pertahanan pertama melawan penyakit bawaan makanan.

Untuk memastikan kondisi kesehatan tetap optimal, jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan di Laboratorium Klinik CITO. Pemeriksaan rutin membantu mendeteksi masalah kesehatan sejak dini, termasuk infeksi akibat kontaminasi makanan.

Innovation For Happiness

REFRENSI
  • World Health Organization. (2022). Vector-borne diseases fact sheet. Geneva: WHO.

  • Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Pedoman Pencegahan Penyakit yang Ditularkan oleh Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit. Jakarta: Kemenkes RI.

  • Journal of Environmental Health. (2021). Bacterial contamination by houseflies in urban food markets: Public health implications.

  • Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2022). Food Safety and Vector Control in Domestic Environments.

  • Kemenkes RI. (2022). Laporan Kasus Diare Terkait Lingkungan dan Kebersihan di Musim Hujan.

Paket Promo LabCito Termurah 2025