Tangan dan kaki terkena air banjir berlumpur sebagai peringatan penyakit kulit pasca banjir

Banjir bikin kacau, mulai dari jalan yang lumpuh sampai listrik padam. Tapi ada yang lebih halus dan sering diabaikan: kulit kita. Air kotor dan lingkungan lembap pasca banjir jadi sarang bakteri, jamur, dan iritan yang bisa memicu dermatitis akibat banjir, ruam, dan gatal-gatal yang tak kunjung hilang. Yuk, kita bahas apa itu dermatitis akibat lingkungan lembap, bagaimana cara mengenalinya, dan langkah pencegahannya.

Apa Itu Dermatitis Akibat Lingkungan Lembap

Dermatitis adalah peradangan kulit yang ditandai dengan kemerahan, gatal, bersisik, atau lepuh. Saat banjir, kulit sering terpapar air kotor dan bahan kimia yang merusak pelindung alami kulit. Mekanismenya bisa bermacam-macam:

  • Iritasi langsung: air tercemar, sabun keras, atau bahan kimia di genangan merusak lapisan pelindung kulit → irritant contact dermatitis.

  • Alergi kontak: paparan alergen dari lumpur, jamur, atau bahan kimia rumah tangga memicu reaksi imun → allergic contact dermatitis.

  • Infeksi sekunder: kulit yang lembap dan terluka jadi pintu masuk bakteri (streptokokus, stafilokokus), jamur (tinea/kurap), atau parasit tertentu.

Bukti Dan Data: Kenapa Banjir Meningkatkan Risiko Penyakit Kulit

Menurut WHO (2025), banjir meningkatkan risiko gangguan kulit akibat kombinasi paparan air tercemar, kelembapan tinggi, dan sanitasi buruk. Kondisi ini mendukung pertumbuhan bakteri, jamur, dan parasit penyebab penyakit kulit. Kulit yang sering basah kehilangan lapisan lipid pelindung sehingga mudah meradang dan terinfeksi.

Sementara Kemenkes RI (2024) menegaskan bahwa penyakit kulit termasuk infeksi jamur, kurap, dan dermatitis adalah gangguan paling umum pasca banjir. Data nasional menunjukkan peningkatan keluhan gatal-gatal di daerah terdampak hingga 35% setelah bencana banjir besar.

Selain itu, studi klinis terbaru (Wang et al., 2024) menemukan bahwa kelembapan ekstrem memperparah dermatitis atopik dan alergi kontak, memperkuat bukti pentingnya menjaga kulit tetap kering dan bersih.

Gejala Yang Harus Diwaspadai

  • Gatal hebat beberapa hari setelah terpapar air banjir

  • Ruam kemerahan, bersisik, atau muncul lepuh kecil

  • Luka yang bernanah (tanda infeksi bakteri)

  • Kulit menghitam atau menebal bila kronis

  • Bila muncul demam atau bengkak kelenjar, segera ke fasilitas kesehatan

 👉Baca Juga: Leptospirosis: Ancaman Tersembunyi di Balik Kebiasaan Nyeker

Penanganan dan Pengobatan

  • Bersihkan dulu: Bilas area kulit dengan air bersih dan sabun lembut, lalu keringkan dengan tuntas.

  • Antiseptik lokal: Gunakan antiseptik topikal ringan sesuai anjuran Puskesmas.

  • Krim anti-inflamasi: Oleskan kortikosteroid topikal ringan (sesuai resep dokter) untuk meredakan peradangan.

  • Antijamur/antibiotik: Bila terdapat infeksi, dokter dapat meresepkan obat topikal atau oral.

  • Hindari pemicu: Jangan biarkan kulit basah lama atau gunakan sabun keras.

  • Rujuk bila perlu: Bila muncul tanda infeksi berat atau demam, segera ke fasilitas kesehatan.

Pencegahan Untuk Korban Banjir & Keluarga

  • Bilas tubuh dan pakaian yang terkena air banjir dengan air bersih dan sabun, keringkan dengan baik.

  • Gunakan sepatu dan sarung tangan saat membersihkan area banjir.

  • Tutup luka kecil dengan plester agar tidak terpapar air kotor.

  • Jangan biarkan anak bermain di genangan air.

  • Ventilasi rumah dan keringkan area lembap agar jamur tidak tumbuh.

Menurut Kemenkes (2024), langkah-langkah sederhana ini bisa menurunkan risiko penyakit kulit pasca banjir hingga 40%.

Innovation For Happiness

REFRENSI
  • World Health Organization. Public Health Situation Analysis: Skin Infections and Floods. WHO Emergency Reports, 2024–2025.

  • Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Macam-Macam Penyakit Pasca Banjir. Pusat Krisis Kesehatan, 2024–2025.

  • Wang SP, et al. Impact of Climate Change on Atopic Dermatitis: A Review. 2024.

  • Tramontana M, et al. Advancing the Understanding of Allergic Contact Dermatitis. 2023.

  • StatPearls. Contact Dermatitis. NCBI Bookshelf, 2021.

Paket Promo LabCito Termurah 2025